Thursday, 14 July 2016

CARA MENGUKUR TENSI DARAH


Artikel Cara mengukur Tensi Darah Berikut Ini
 
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh Jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut  120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan Jantung, dan disebut tekanan sistolik (tekanan darah pada saat terjadi Kontraksi Otot Jantung). Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat Jantung beristirahat diantara pemompaan, dan disebut tekanan distolik (tekanan darah pada saat Jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda. Paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
  1. 1.  Alat pengukur tekanan darah yang baik untuk dipakai
Alat pengukur tekanan darah atau sfigmomanometer ada 3 jenis: yang menggunakan air raksa, jenis aneroid dan jenis digital. Pengukur yang paling ideal adalah yang menggunakan air raksa. Namun penggunaannya harus benar. Bila tidak terampil menggunakan sebaiknya memakai pengukur tekanan darah jenis digital, namun sebaiknya sering dikalibrasi untuk lebih yakin alat pengukur tekanan darah digital Anda masih berfungsi dengan baik.
  1. 2.  Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah
Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan pastikan kandung kemih anda kosong dan hindari konsumsi kopi, alkohol dan rokok, karena semua hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah  dari nilai sebenarnya. Sebaiknya istirahat duduk dengan tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat pemeriksaan. Tenangkan pikiran anda, karena pikiran yang tegang dan stress akan meningkatkan tekanan darah.

  1. 3.  Posisi yang baik saat melakukan pengukuran tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk dengan siku lengan  menekuk  di atas  meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi Jantung.
  1. 4.  Prosedur pemeriksaan tekanan darah

Setelah memperhatikan beberapa hal di atas, pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan. Beberapa langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer air raksa :
  1. Pasanglah manset pada lengan atas, dengan batas bawah  manset 2-3 cm dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas denyutan arteri dilipat siku ( arteri brakialis).
  2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis.
  3. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis).
  4. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah pulsasi arteri radialis menghilang.
  5. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibiarkan menurun perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik.
  6. Bila bunyi pertama terdengar, ingatlah dan catatlah sebagai tekanan sistolik.
  7. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolik.
  8. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset.


BAB I
PENDAHULUAN
       A.      Latar Belakang
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu, A, B, AB, dan O . Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah mengetahui teknik uji golongan darah.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47.
Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.Tekanan darah arterial ialah kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus Jantung.

Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut  tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik. Untuk lebih memahami bagaimana kita mengetahui tekanan darah dilakukan dengan melakukan suatu percobaan.
      B.       Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah memenuhi tugas biologi, untuk mengetahui teknik uji golongan darah, untuk mengetahui teknik mengukur tekanan darah, mengukur tekanan darah manusia, untuk menentukan golongan darah, dan Dapat membedakan golongan darah A, B, AB, dan O
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut.
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk transfusi darah dan membantu penyelidikan tindak kriminal. Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:
Genotype
Golongan
Agutinogen
Aglutinin
OO
O
-
anti-A dan anti-B
OA / AA
A
A
anti-B
OB / BB
B
B
anti-A
AB
AB
A dan B
-
Jika darah seseorang yang diuji dicampur dengan serum aglutinin A mengalami penggumpalan, maka kemungkinan golongan darah orang tersebut adalah A atau AB. Jika darah tidak menggumpal, kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau O. Apabila diuji dengan serum aglutinin B terjadi penggumpalan, kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau AB. Akan tetapi jika tidak menggumpal, maka kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau O.
Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol dalam darah – yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh sistem kardiovaskular. Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi Jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael, 2006).
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah  (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi Jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus Jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat Jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistol.
Yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup.
Ketika manset diikatkan  pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah  dan tidak ada gelombang pulsa yang  bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.
Aliran  darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan  mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara Jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar  dan aliran darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970). Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.
Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
     A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 10 April 2014 pada jam pelajaran ke 3-4 pukul 07.00 - 08.30 WIB di Laboratorium Biology SMA N 1 Kebumen.
     B.       Alat dan Bahan
Ø                                                 Objek glass 
                   Ø            Jarum penusuk
                  Ø            Tusuk gigi
                  Ø            Kapas
                  Ø            Alkohol 70%
                  Ø            Larutan garam fisiologis
                  Ø            Anti serum A dan B
                          Ø            Tensimeter (spygnomanometer)

        C.      Cara Kerja
  Ø Menentukan golongan darah
  1.    Basahi kapas dengan alcohol 70%, kemudian usapkan ke jari tengah.
  2.    Tusuklah jari tengah dengan jarum yang sudah disterilkan.
  3.    Teteskan 1 tetes darah ke objek glass di 3 tempat,
  4.    Tambahkan masing masing pada objek gelas nomor 1 dengan tetes garam fisiologis sebagai kontrolnya. Gelas objek nomor 2 dengan 1 tetes  anti serum A dan gelas objek nomor 3ditambahkan dengan 1 tetes antiserum B.
  5.    Aduklah ,asing masing tetes tersebut dengan tusuk gigi yang berlainan.
  6.    Amatilah yang terjadi pada masig masing tiap tetes yang ada pada objek gelas. Catatlah dalam buku kerja anda dan diskusikan dengan teman kelompok! Tentukan golongan darah yang sudah anda gunakan dalam percoban tersebut.
  7.    Untuk mencari golongan darah, gunakan ketentuan sebagai berikut.
No.
Perlakuan
Hasil perlakuan
1
Ditetesi antiserum A
Jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah A
2
Ditetesi antiserum B
Jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah B
3
Ditetesi antiserum A dan B
Jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB
4
Ditetesi antiserum A dan B
Jika darah tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O

 Ø Mengukur tekanan darah
 1.    Pasanglah alat tensimeter pada bagian lengan kitri atas kemudian tekanlah alat pada bagian hitam dengan cara memompanya beberapa kali.
 2.    Dengarkan bunyi detak Jantung yang dihasilkan, dan catatlah besar tekanannya dengan melihat pada angka skala yang ada. Detak Jantung pertama yang terdengar merupakan tekanan sistole, sedangan tekanan diastole dapat diketahui dari menghilangnya bunyi detak Jantung.
 3.    Catatlah hasil pengamatan anda dan konsultasikan pada guru yang bersangkutan! Catatlah hasilnya dalam buku kerja anda.
 4.    Bandingkan hasilnya dengan pengukuran beberapa teman anda di kelas! Adakah kesamaannya?Coba jelaskan factor faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah seseorang.



BAB V
KESIMPULAN
  Ø Golongan darah
 1.    Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O
 2.    Jika setelah ditetesi antiserum A jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah A.
 3.    Jika setelah ditetesi antiserum B jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah B.
 4.    Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB.
 5.    Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O.

  Ø Tekanan darah
Faktor faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi dan tekanan darah seseorang adalah usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, kehamilan, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, rokok dan kafein, aktivitas, posisi,faktor fisik, dan kondisi psikis.



BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
  • Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
  • Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta
  • Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira. Bogor.
  • Solomon,  et. al. 1993. Biology. Savders-Collage Publishing: Fort wort.
  • Maryati Sri,D.A. Pratiwi, Srikini, Suharno, Bambang S. 2012. BIOLOGI SMA/MA KELAS XI. Erlangga, Jakarta
  • http://ep.physoc.org/content/23/1/1.abstract.
  • Michael, dkk. 2006. Kecepatan Denyut Nadi Siswa SMA Kelas X. Mahatma Gading School
  • http://www.drmir kin. com/heart/8076.html
  • http://health fieldmedicare.suite101.com/article.cfm/vital_signs_how_to_take_a_pulse.

No comments:

Post a Comment